Selasa, 21 November 2017

Mengenang Jejak Pahklawanku Buya Hamka


Oleh: 
Arrahmi Nurhafizah
                        
Hari Pahlawan ditanggal 10 November yang mengingatkan kembali Jasa deretan pahlawan yang telah gugur. Banyak kisah yang dapat mengenang pahlawan. Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Hamka adalah singkatan dari nama beliau. Nama beliau terkenal sebagai ulama besar Indonesia, sastrawan, wartawan, guru, dan aktivis politik di Indonesia. Beliau mendapatkan julukan "Buya" yang diambil dari perkataan bahasa arab "Abi" atau "Abuya" yang memiliki arti ayah atau seseorang yang sangat dihormati. Berikut rekaman jejak perjuangan Buya Hamka yang telah berjuang di jalan kebaikan untuk kemakmuran tanah air kita, Indonesia.
Buya Hamka Lahir dari Keluarga yang Disegani Oleh Masyarakat Abdul Malik, itulah nama panggilan Buya Hamka ketika masih kecil. Beliau lahir pada tanggal 17 Februari 1908 di sebuah dusun Nagari Sungai Batang yang letaknya berada di tepian Danau Maninjau, Tanjung Taya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Beliau lahir sebagai anak pertama dari tujuh bersaudara. Beliau lahir dalam keluarga yang sangat taat dalam ajaran agama islam.  Ayahnya bernama Abdul Karim Amrullah yang merupakan ulama pembaru islam di Minangkabau yang memiliki nama panggilan Haji Rasul. Ibunya bernama Sitti Shafiyah yang merupakan keturunan seniman di Minangkabau.

Buya Hamka banyak melahirkan Karya-karya yang Mengalir Deras ke Ranah Publik
Selama di Medan ia menulis "Di Bawah Lindungan Ka'bah" inspirasi dari perjalanannya ke Mekkah .Setelah itu terbit juga "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck" . Buya Hamka Mendapatkan Gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Nasional Malaysia dan Universitas Al-Azhar Mesir
Pada tahun 1959, Hamka mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar, Kairo atas jasa-jasanya dalam penyiaran agama Islam dengan menggunakan bahasa Melayu. 

0 komentar:

Posting Komentar