Rabu, 12 Juli 2017

Kedatangan Sekutu dan Perubahan Sistem Pemerintahan Negara-Triumvirat de Facto

Gambar Kedatangan Tentara Sekutu 

Ketegangan RI-Jepang semakin meningkat pada tanggal 10 September 1945 Panglima Tentara Jepang di Indonesia memberi pengumuman bahwa Indonesia akan diserahkan kepada sekutu bukan kepada pemerintah RI. Bulan September 1945 Tentara Sekutu sebagai pihak pemenang Perang Dunia II mulai berdatangan ke Indonesia dengan misi utama menerima kekuasaan dari Tentara Jepang, melucuti Tentara Jepang dan mengembalaika mereka ke negaranya, membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu, menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang Jepang, dan menegakkan serta mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil. Urutan kedatangan Sekutu adalah sebagai berikut:
1.    Tanggal 8 September 1945, tujuh perwira Sekutu dibawah pimpinan Mayor A.G. Greenhalgh mendarat di Jakarta dengan tujuan mempelajari dan melaporkan keadaan Indonesia menjelang kedatangan Sekutu ke Indonesia. Mereka dikirim oleh SEAC ( South East Asian Command ) yang bermarkas di Singapura.
2.    Tanggal 16 September 1945, Laksamana madya W.R. Patterson dan wakil Panglima SEAC Lord Louis Mounbatten mendarat di Jakarta. Ikut serta dalam rombongan ini Van Der Plas, wakil kepala NICA.
3.    Tanggal 24 Agustus 1945 terjadi "Civil Affairs Agreement" antara Belanda - Inggris yang menyatakan bahwa Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama Belanda yang kemudian akan diserahkan kepada Belanda.
4.    Tanggal 29 September 1945, Pasukan Sekutu mendarat di Indonesia dengan nama AFNEI yang dipimpin oleh Jendral Sir Philip Christison.

Kedatangan Sekutu pada awalnya disambut dengan baik oleh Pemerintah dan rakyat RI tetapi setelah diketahui bahwa mereka diboncengi oleh Belanda maka keadaan berubah menjadi sikap bermusuhan.Melihat kenyataan bahwa tugasnya di Indonesia tidak akan mungkin tanpa bantuan Pemerintah RI berhasil maka pimpinan Sekutu Jenderal Sir Philip Christison kemudian mengakui mengakui RI secara de Facto.Setelah kedatangan sekutu ke Indonesia dalam rangka mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang, ternyata diikuti oleh Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia, maka rakyat Indonesia di berbagai daerah mengangkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan. Bangsa Indonesia berjuang dengan gigih untuk mempertahankan kemerdekaan. Ada dua bentuk perjuangan mempertahakan kemerdekaan, yaitu perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi. Perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari negara-negara lain dan lewat perundingan-perundingan.  Kemerdekaan Indonesia tentu merupakan sebuah bencana bagi negara yang telah menjajah Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah akhir perjuangan bangsa Indonesia. Akan tetapi, ini adalah awal perjuangan baru bangsa ini dalam membangun sebuah tatanan berbangsa dan bernegara. Sebuah negara berdiri bukan hanya berdasarkan wilayah, namun juga membutuhkan perangkat pemerintahan, dan yang terpenting adalah pengakuan kedaulatan dari negara lain.

0 komentar:

Posting Komentar