Gambar Kedatangan Tentara Sekutu |
Ketegangan RI-Jepang semakin meningkat pada tanggal 10 September 1945 Panglima Tentara Jepang di Indonesia memberi pengumuman bahwa Indonesia akan diserahkan kepada sekutu bukan kepada pemerintah RI. Bulan September 1945 Tentara Sekutu sebagai pihak pemenang Perang Dunia II mulai berdatangan ke Indonesia dengan misi utama menerima kekuasaan dari Tentara Jepang, melucuti Tentara Jepang dan mengembalaika mereka ke negaranya, membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu, menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang Jepang, dan menegakkan serta mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil. Urutan kedatangan Sekutu adalah sebagai berikut:
1. Tanggal
8 September 1945, tujuh perwira Sekutu dibawah pimpinan Mayor A.G. Greenhalgh
mendarat di Jakarta dengan tujuan mempelajari dan melaporkan keadaan Indonesia menjelang
kedatangan Sekutu ke Indonesia. Mereka dikirim oleh SEAC ( South East Asian
Command ) yang bermarkas di Singapura.
2. Tanggal
16 September 1945, Laksamana madya W.R. Patterson dan wakil Panglima SEAC Lord
Louis Mounbatten mendarat di Jakarta. Ikut serta dalam rombongan ini Van Der
Plas, wakil kepala NICA.
3. Tanggal
24 Agustus 1945 terjadi "Civil Affairs Agreement" antara Belanda -
Inggris yang menyatakan bahwa Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas
nama Belanda yang kemudian akan diserahkan kepada Belanda.
4. Tanggal
29 September 1945, Pasukan Sekutu mendarat di Indonesia dengan nama AFNEI yang
dipimpin oleh Jendral Sir Philip Christison.
Kedatangan Sekutu pada
awalnya disambut dengan baik oleh Pemerintah dan rakyat RI tetapi setelah
diketahui bahwa mereka diboncengi oleh Belanda maka keadaan berubah menjadi sikap
bermusuhan.Melihat kenyataan bahwa tugasnya di Indonesia tidak akan mungkin
tanpa bantuan Pemerintah RI berhasil maka pimpinan Sekutu Jenderal Sir Philip
Christison kemudian mengakui mengakui RI secara de Facto.Setelah
kedatangan sekutu ke Indonesia dalam rangka mengambil alih kekuasaan dari
tangan Jepang, ternyata diikuti oleh Belanda yang ingin menjajah kembali
Indonesia, maka rakyat Indonesia di berbagai daerah mengangkat senjata untuk
mempertahankan kemerdekaan. Bangsa Indonesia berjuang dengan gigih
untuk mempertahankan kemerdekaan. Ada dua bentuk perjuangan mempertahakan
kemerdekaan, yaitu perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi. Perjuangan
diplomasi dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari negara-negara lain dan
lewat perundingan-perundingan. Kemerdekaan Indonesia tentu merupakan
sebuah bencana bagi negara yang telah menjajah Indonesia. Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah akhir perjuangan
bangsa Indonesia. Akan tetapi, ini adalah awal perjuangan baru bangsa ini dalam
membangun sebuah tatanan berbangsa dan bernegara. Sebuah negara berdiri bukan
hanya berdasarkan wilayah, namun juga membutuhkan perangkat pemerintahan, dan
yang terpenting adalah pengakuan kedaulatan dari negara lain.
0 komentar:
Posting Komentar