Tidore
adalah pulau yang kaya akan cengkeh. Disamping itu Tidore juga terkenal
menghasilkan Belerang. Karena persaingan hegemoni, Tidore sering bersaing
dengan Ternate, umpamanya seperti Pulau Motir yang terdiri atas dua pengauh
kekuasaan, sebagian pulau tersebut dikuasai Ternate danbagian lainnya oleh
Tidore. Kekuasaan atas pulau ini diwakilkan pada seorang Kapitan. Pada
permulaan abad ke 16, penduduk pulau ini masih menganut kepercayaan setempat.
Barulah kemudian daerah Pesisir pulau ini mendapat pengaruh Islam, pulau Motir
bnayak menghasilkan bahan pangan, sedangkan pulau Makian dikuasai oleh seorang
raja yang mempunyai hubungan dengan Tidore.
Pada
saat kehadiran Tome Pires (1512-1515) maupun Antonio Galvao (1535-1544) antara
kerajaan Ternate dan Tidore sudah ada persaingan meskipun raja rajanya masih
ada hubungan keluarga. Dengan kehadiran pedagang pedagang yang semula
menguntungkan kerajaan Ternate lambat laun menimbulkan persaingan antara
kerajaan kerajaan di Maluku, terutama antara antara kerajaan di Ternate. Oleh
karena itulah timbulnya lagi pemberontakan yang dipimpin langsung oleh Sultan
Khairun, yang memegang kembali kerajaan Ternate setelah kematian Tabarija yang
sangat kompromis dengan Portugis. Pada tahun1553 Sultan Khairun mengadakan
konsolidasi dengan perdana perdana dari Hitu sehingga pada tahun 1555 timbul
perperangan yang tidak dapat dielakkan ketika menghadapi hasil cengkeh dan
Makyan yang seharusnya diterima kerajaan Ternate dan Tidore, tetapi harus
diberikan kepada penguasa Portugis. Ia juga sangat menentang pendirian benteng
di Ambon oleh orang Portugis karena dikhawatirkan akan menjadi tempat
konsolidasi kekuatannya.
0 komentar:
Posting Komentar