Selasa, 04 Juli 2017

KERAJAAN TIDORE

    Tidore adalah pulau yang kaya akan cengkeh. Disamping itu Tidore juga terkenal menghasilkan Belerang. Karena persaingan hegemoni, Tidore sering bersaing dengan Ternate, umpamanya seperti Pulau Motir yang terdiri atas dua pengauh kekuasaan, sebagian pulau tersebut dikuasai Ternate danbagian lainnya oleh Tidore. Kekuasaan atas pulau ini diwakilkan pada seorang Kapitan. Pada permulaan abad ke 16, penduduk pulau ini masih menganut kepercayaan setempat. Barulah kemudian daerah Pesisir pulau ini mendapat pengaruh Islam, pulau Motir bnayak menghasilkan bahan pangan, sedangkan pulau Makian dikuasai oleh seorang raja yang mempunyai hubungan dengan Tidore.


     Pada saat kehadiran Tome Pires (1512-1515) maupun Antonio Galvao (1535-1544) antara kerajaan Ternate dan Tidore sudah ada persaingan meskipun raja rajanya masih ada hubungan keluarga. Dengan kehadiran pedagang pedagang yang semula menguntungkan kerajaan Ternate lambat laun menimbulkan persaingan antara kerajaan kerajaan di Maluku, terutama antara antara kerajaan di Ternate. Oleh karena itulah timbulnya lagi pemberontakan yang dipimpin langsung oleh Sultan Khairun, yang memegang kembali kerajaan Ternate setelah kematian Tabarija yang sangat kompromis dengan Portugis. Pada tahun1553 Sultan Khairun mengadakan konsolidasi dengan perdana perdana dari Hitu sehingga pada tahun 1555 timbul perperangan yang tidak dapat dielakkan ketika menghadapi hasil cengkeh dan Makyan yang seharusnya diterima kerajaan Ternate dan Tidore, tetapi harus diberikan kepada penguasa Portugis. Ia juga sangat menentang pendirian benteng di Ambon oleh orang Portugis karena dikhawatirkan akan menjadi tempat konsolidasi kekuatannya. 

0 komentar:

Posting Komentar