Jumat, 30 Juni 2017

Bangsa yang Penuh Paradoks (Michael Kammen) Part 3

BAB 3
MASALAH KERAGAMAN YANG TIDAK STABIL
          

           Masalah keabsahan di amerika jajahan diperumit lagi oleh keadaan yang beragam terdapatnya banyak kelompok yang saling berbeda yang masing-masing memiliki kepentingan dan nilai yang saling bertentangan serta bersaing.
           Dua jenis keragaman sedang berkembang. Pertama ialah kelompok-kelompok, sekte-sekte, dan golongan-golongan, yang begitu beragam dan tiba di amerika hampir bertepatan waktunya, yang mendorong dikembangkan dan dilanjutkannya nilai-nilai dan kepentigan-kepentingan yang berbeda yang dibawa oleh masing-masing kelompok itu. Jenis keragaman kedua timbul seiring dengan tibanya gelombang demi gelombang imigran dari banyak generasi, dan ini tidaklah menciptakan keseragaman didalam masyarakat. Kedua jenis keragaman ini cenderung untuk saling memperparah.
           Masih ada lagi sumber-sumber keragaman yang lain. Salah satu factor penyebab ialah ditekankannya kesempatan ekonomi perorangan. Factor lainnya ialah komitmen untuk membela harkat perorangan maupun masyarakat. Ada yang merumuskan masyarakat beragam sebagai suatu masyarakat dimana berbagai kelompok yang saling berbeda tetap terpisah sehingga interaksi serta kesatuan sosial menjadi sulit.
           Sejak dari awal sejarah amerika, perkembangan pemerintahan maupun kebudayaan amerika telah mengarah kepada keseragaman. Tetapi berbagai kebutuhan sosial dan ekonomi amerika yang disertai tersedianya tanah yang begitu luas semuanya telah menggalakkan keragaman. Masyarakat jajahan sifatnya beragam dan tidak stabil. Ada masyarakat yang ditandai dengan keragaman yang stabil, dan ada masyarakat yang ditandai dengan keseragaman yang tidak stabil.
           Amerika latin jajahan juuga memiliki keragaman sosialdan ketidak-stabilan. Di daerah-daerah jajahan inggris itu, keragaman timbul dari imigrasi tak terkendali dari banyak bangsa yang mewakili kebudayaan, agama dan ras yang berbeda-beda. Pada koloni-koloni spanyol, keragamana berkembang sebagai akibat penaklukan yang disusul dengan asimilasi antara ras-ras Indian, spanyol dan afrika, yakni suatu keragaman rasial yang diterima oleh kebiasaan dan hokum.
           Kemajemukan yang tak stabil lebih merupakan cirri abad ke-18 daripada abad ke-17. Penelitian-penelitian mutakhir dari para ahli sejarah sosial telah membuktikan bahwa selama dua atau tiga generasi pertama, semua koloni itu lebih stabil daripada yang sering diperkirakan. Tahun 1640-an kongregasi kehilangan sebagian dari kebebasan dan kemerdekaannya sehingga otoritas keagamaan selanjutnya dipusatkan guna mencegah perpecahan di kalangan agama di daerah itu.
           Denominasionalisme, yakni kecenderungan agama untuk terpecah ke dalam berbagai kelompok yang lebih kecil atau denominasi, merupakan sumbangan amerika yang unik pada sejarah keagamaan, dan bahwa ada kontinuitas di dalam perkembangan denominasi amerika dari kurun kolonial ke kurun nasional.
           Pandangan berbagai kelompok di amerika jajahan cenderung untuk membenarkan dan bukannya menghapuskan individualisme. Pertengahan abad ke-18, ketidak-stabilan yang ditimbulkan oleh keragaman kulturil tampak nyata di seluruh daerah koloni itu. Suatu masalah gawat yang harus lembaga-lembaga pendidikan yang mendapat dukungan dari masyarakat. Berbagai sumber, proses, dan pernyataan keragaman kulturil semuanya menunjang perkembangan kelompok-kelompok yang berbeda di daerah-daerah jajahan itu.

           Banyak orang amerika yang merasa ragu apakah ketertiban dan keamanan dapat dicapai dalam suatu masyarakat besar yang beragam, dan persoalan ini menjadi pertimbangan pokok bagi semua pejabat yang hadir pada Konvensi Konstitusionil pada tahun 1787. Masalah perbudakan, bangsa amerika masih tetap terombang-ambing antara menerima atau menolak adanya keragaman. Gejala keragaman sosial yang tidak stabil ini serupa dengan keragaman politik dimana Negara-negara bagian dan pemerintahan federal berusaha menyeimbangkan perbedaan bidang-bidang otoritas mereka yang berlainan namun saling mendukung.

0 komentar:

Posting Komentar