Oleh :
ACHMAD EDWIN SUTIAWAN
Mahasiswa Pendidikan Sejarah UNP
“Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.” Ungkapan ini
sering kali terdengar ketika moment 10 November datang. Beragam acara dibuat
untuk memperingati hari pahlawan. Mulai dari upacara peringatan resmi di
instansi-instansi, long march¸
takziah ke makam pahlawan di daerah masing-masing, dan masih banyak lagi
hajatan yang dilakukan. Semua itu dilakukan orang-orang dengan maksud untuk
menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan negeri ini.
Sejarah
10 November.
Tentu sering kali terlintas di benak
kita mengapa 10 November ditetapkan sebagai hari pahlawan. Tentu ini semua
tidak terlepas dari sejarah yang terjadi pada tanggal 10 November itu sendiri. Pada
tanggal 10 November terjadi peristiwa pertempuran hebat yang terjadi di Kota Surabaya
antara arek-arek Suroboyo dengan serdadu NICA yang diboncengi Belanda.
Momentum
peperangan di Surabaya tersebut menjadi legitimasi peran militer dalam
perjuangan merebut kemerdekaan. Sehingga nilai kepahlawanan tersemat dalam
sebuah perjuangan melawan agresi militer. Untuk memobilisasi kepahlawanan
secara militeristik, makanya 10 November dijadikan Hari Pahlawan.
Pahlawan,
Dulu dan Kini.
Apakah yang terpenting dari sebuah
peringatan Hari Pahlawan ? tentu pertanyaan ini sangat penting kita tanyakan
pada diri kita masing-masing sebagai pelanjut perjuangan mereka yang telah
gugur. Apakah cukup hanya dengan ceremonial
saja ? tentu itu tidaklah sebanding dengan apa yang telah mereka perbuat untuk
negeri ini.
Dahulu mereka mengorbankan harta, darah,
bahkan nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan republik ini. Anak-anak mereka
menjadi yatim dan piatu, Istri mereka menjadi janda, lengkaplah sudah
pengorbanan yang telah mereka lakukan untuk Ibu Pertiwi ini. Tapi bagaimana
dengan kita saat ini, generasi pelanjut perjuangan. Alangkah sedihnya para
pahlawan melihat generasi penerusnya saat ini. Kemerdekaan yang telah mereka
perjuangkan tidak kita isi dengan hal-hal yang positif. Mereka dahulu
mengangkat bambu runcing, generasi penerusnya saat ini malah sibuk mengangkat
tongsis, berselfie ria, tanpa sedikitpun makna. Taburan bunga di makam
pahlawan, hanya selepas untuk postingan di media-media sosial belaka.
Wahai Indonesia, perjuangan para
pahlawan untuk mengusir penjajah, merupakan mutiara yang takkan pernah hilang
makna dan sejarahnya. Kita sekarang nyenyak disini tak lepas dari perjuangan
pahlawan, seandainya ketika itu tidak ada perjuangan mereka, mungkin kita tidak
akan bisa menikmati sebuah kemerdekaan.
Sungguh Indonesia membutuhkan
pahlawan-pahlawan baru yang tanpa mengenal lelah, ikhlas dengan kerja kerasnya
dan perjuangannya. Indonesia membutuhkan generasi penerus yang bangkit dari
tidurnya. Generasi penerus yang mampu berjuang mengharumkan nama Indonesia.
Berjuang membesarkan Indonesia ditengah kerumitan persoalan sosial yang ada.
Merdeka !!!
Padang, 13 November 2017
0 komentar:
Posting Komentar