Selasa, 14 November 2017

GORESAN TINTA DI HARI PAHLAWAN


Oleh :
ACHMAD EDWIN SUTIAWAN
Mahasiswa Pendidikan Sejarah UNP

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.” Ungkapan ini sering kali terdengar ketika moment 10 November datang. Beragam acara dibuat untuk memperingati hari pahlawan. Mulai dari upacara peringatan resmi di instansi-instansi, long march¸ takziah ke makam pahlawan di daerah masing-masing, dan masih banyak lagi hajatan yang dilakukan. Semua itu dilakukan orang-orang dengan maksud untuk menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan negeri ini.
Sejarah 10 November.
Tentu sering kali terlintas di benak kita mengapa 10 November ditetapkan sebagai hari pahlawan. Tentu ini semua tidak terlepas dari sejarah yang terjadi pada tanggal 10 November itu sendiri. Pada tanggal 10 November terjadi peristiwa pertempuran hebat yang terjadi di Kota Surabaya antara arek-arek Suroboyo dengan serdadu NICA yang diboncengi Belanda.
Momentum peperangan di Surabaya tersebut menjadi legitimasi peran militer dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Sehingga nilai kepahlawanan tersemat dalam sebuah perjuangan melawan agresi militer. Untuk memobilisasi kepahlawanan secara militeristik, makanya 10 November dijadikan Hari Pahlawan.
Pahlawan, Dulu dan Kini.
Apakah yang terpenting dari sebuah peringatan Hari Pahlawan ? tentu pertanyaan ini sangat penting kita tanyakan pada diri kita masing-masing sebagai pelanjut perjuangan mereka yang telah gugur. Apakah cukup hanya dengan ceremonial saja ? tentu itu tidaklah sebanding dengan apa yang telah mereka perbuat untuk negeri ini.

Dahulu mereka mengorbankan harta, darah, bahkan nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan republik ini. Anak-anak mereka menjadi yatim dan piatu, Istri mereka menjadi janda, lengkaplah sudah pengorbanan yang telah mereka lakukan untuk Ibu Pertiwi ini. Tapi bagaimana dengan kita saat ini, generasi pelanjut perjuangan. Alangkah sedihnya para pahlawan melihat generasi penerusnya saat ini. Kemerdekaan yang telah mereka perjuangkan tidak kita isi dengan hal-hal yang positif. Mereka dahulu mengangkat bambu runcing, generasi penerusnya saat ini malah sibuk mengangkat tongsis, berselfie ria, tanpa sedikitpun makna. Taburan bunga di makam pahlawan, hanya selepas untuk postingan di media-media sosial belaka.

Wahai Indonesia, perjuangan para pahlawan untuk mengusir penjajah, merupakan mutiara yang takkan pernah hilang makna dan sejarahnya. Kita sekarang nyenyak disini tak lepas dari perjuangan pahlawan, seandainya ketika itu tidak ada perjuangan mereka, mungkin kita tidak akan bisa menikmati sebuah kemerdekaan.

Sungguh Indonesia membutuhkan pahlawan-pahlawan baru yang tanpa mengenal lelah, ikhlas dengan kerja kerasnya dan perjuangannya. Indonesia membutuhkan generasi penerus yang bangkit dari tidurnya. Generasi penerus yang mampu berjuang mengharumkan nama Indonesia. Berjuang membesarkan Indonesia ditengah kerumitan persoalan sosial yang ada.

Merdeka !!!


Padang, 13 November 2017

0 komentar:

Posting Komentar