Selasa, 04 Juli 2017

NATO


a.       Sejarah berdirinya Nato
Perang dingin mengakibatkan dunia terbagi ke dalam dua polar utama yaitu Amerika Serikat dan Unisoviet yang merupakan negara Super Power pada masa itu dan ketegangann  itu menyebabkan eskalasi politik dunia meningkat. Amerika Serikat yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar di dunia dan Unisoviet sebagai negara yang memiliki wilayah terbesar di dunia(sekaligus yang berhasil memukul Nazi Jerman sebagai penentu berakhirnya perang dunia ke II) membuat banyak negara lain berkiblat terhadap kedu negara ini. Negara yang ada di Asia timur dan terutama Eropa timur umumnya berkiblat kepada Uni Soviet atas dasar kesamaan Idiologi. Sedangkan negara Eropa Barat, Tengah dan Amerika lainya berkibllat kepada Amerika Serikat. Amerika serikat dan sekutunya membentuk Pakta Pertahanan Bersama, yaitu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/ NATO).
            Nato merupakan sebuah organisasi internasioanl untuk keamanan negara-negara barat. NATO, didirikan di Washington DC, AS pada tanggal 4 April 1949 dengan ditandatanginya the north atlantic treaty yang di bentuk oleh 12 negara. Pembentukan  Nato pada masa pperang dingin merupakan bentuk kebijakan pembendungan oleh Amerika Serikat terhadap penyebaran komunis Unisoviet di daratan Eropa. Pada masa perang dingin, kiprah NATO Sangat significan sebagai salah satu kekuatan blok, yaitu blok barat. NATO pada saat itu mempunyai kekuatan Sangat besar sebagai eleven perang dingin. Terbukti, eksistensi NATO mendapat reaksi cepat dari kekuatan blok timur dengan terbentuknya Pakta Warsawa yang bertujuan mengimbanginya.
Dalam operasionalnya, NATO dilandasi oleh prinsip-prinsip yang menjadi landasannya.Prinsip-prinsip             tersebut antara             lain:
1.Solidaritas:berkomitmenmenciptakanperdamaiandunia
2. Freedom : menjaga kebebasan dan keamanan negara-negara    anggotanya
3.Demokrasi:menjaganilai-nilaidemokrasi
4. Transatlantik link : membentuk hubungan keamanan transatlantic.
Dasar konstitusi yang dijadikan pijakan NATO adalah pasal V dalam North Atlantic Treaty yang berisi:
Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap anggota, dalam menggunakan hak untuk mepertahankan diri secara pribadi maupun bersama-sama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB, akan membantu anggota yang diserang jika penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama, dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara

b.      Keanggotaaan NATO pada awalnya berjumlah 12 negara. Yaitu : Perancis, Luxemburg, Belanda, Inggris, Kanada, Denmark, Eslandia, Italia, Norwegia, Portugis, AS, Belgia, dan seterusnya banyak negara yang bergabung dalam organisasi ini. Sehingga jumlah keanggotaan NATO adalah 26 Negara antara lain :Hungaria, Republik Ceko, dan sebagainya. Secarajelas keanggotaan NATO adalah sebagai berikut :
Anggota Pendiri NATO : Perancis, Luxemburg, Belanda, Inggris, Kanada, Denmark, Eslandia, Italia, Norwegia, Portugis, AS, Belgia
Anggota yang bergabung pada masa perang dingin : Yunani, Turki, Jerman dan Spanyol
Anggota yang bergabung setelah masa perang dingin : Jerman Timur, Republik Ceko, Polandia, Hungaria,Estonia, Latvia, Lituania,Rumania, Slowakia, Slovenia, Albania, dan Kroasia.

c.       Perluasan Nato ke Eropa Timur
Runtuhnya Uni Soviet yang diikuti dengan bubarnya Pakta Warsawa,menjadikan NATO satu-satunya Pakta Militer yang ada di kawasan Eropa dan Atlantik Utara. Kemudian organisasi pertahanan ini mulai memperluas tujuan awalnya yaitu untuk membendung penyebaran komunisme Uni Soviet di wilayah Eropa menjadi lebih mengarah kepada mempromosikan komunitas yang aman di Eropa Tengah dan Timur dengan mengkonsolidasikan demokrasi dan meningkatkan stabilitas keamanan. Untuk mencapai tujuannya tersebut, NATO kemudian melakukan perluasan keanggotaanya ke wilayah Eropa Timur, yang dulunya merupakan wilayah pengaruh dan kekuasaan UniSoviet.
Pada tahun 1999, NATO mulai melakukan perluasannya dengan mengundang negara-negara bekas anggota Pakta Warsawa untuk bergabung di dalamnya, yaitu Republik Cekoslovakia, Hungaria, dan Polandia. Kemudian, perluasan selanjutnya pada tahun 2002 mencakup negara-negara Baltik (Estonia, Latvia, dan Lithuania), Romania, Slovakia, Bulgaria, dan Slovenia (ketujuh negara ini diterima secara penuh sebagai anggota tetap dalam NATO pada tanggal 29 Maret 2004). Pada 1 April 2009, Albania dan Kroasia bergabung dan menjadi anggota terbaru NATO.[7] Dengan perluasan NATO ini maka perbatasannya jauh bergeser ke timur, langsung bersebelahan dengan Rusia.
Perluasan keanggotaan yang dilakukan oleh NATO ini mendapat respon negatif dari Rusia. Perluasan ini dianggap dapat mengganggu security interests dan menjadi ancaman serius bagi posisi geopolitik Rusia. Hal ini dikhawatirkan akan membuat Rusia menjadi terisolir setelah berkurangnya pintu keluar dari laut Baltik dan laut Hitam serta banyaknya perbatasan yang pindah ke negara lain, yang memotong Rusia dari Eropa dan Asia Tengah. Sehingga pada Maret 2001, Presiden Putin menegaskan “garis merah‟ di negara-negara Baltik dalam kerangka politik luar negeri Rusia dan menentang perluasan tersebut karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi keamanan Rusia.
d.      Kerjasama NATO
             NATO memiliki program kerja sama dan penjangkauan yang lengkap, dengan mitra negara-negara seperti Eropa, Caucasus dan Asia Pusat. NATO juga bekerja sama dengan Rusia dan Ukraina. Lebih lanjut, NATO melakukan dialog dengan tujuh negara yang terletak disekitar Mediterania (Algeria, Mesir, Israel, Jordan, Mauritania, Morocco dan Tunisia) dan empat Negara di Timur Tengah (Kuwait, Saudi Arabia, Qatar dan Bahrain).Tujuan dialog ini adalah meningkatkan kerja sama dalam stabilitas dan keamanan regional. Karena perbedaan diantara negara-negara ini, juga perbedaan dalam ambisi mereka bekerja sama dengan NATO, maka Perserikatan sedapat mungkin menyesuaikan inisiatif kerja sama dengan kebutuhan masing-masing negara.Sekretaris Jenderal NATO saat ini adalah Jaap de Hoop Scheffer, mantan Menteri Luar Negeri Netherlands

0 komentar:

Posting Komentar