Selasa, 04 Juli 2017

MARSHALL PLAN


Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan kolapsnya ekonomi dunia. Perang Dunia II telah mengeksploitasi banyak tenaga kerja, modal, dan biaya perang sehingga ketika perang berakhir keadaan perekonomian sangat berantakan.
Selain kelangkaan bahan pangan, kerusakan paling krusial adalah terputusnya infrastruktur transportasi seperti jalan raya, rel kereta api, pelabuhan dan jembatan. Infrastruktur tersebut hancur lebur karena menjadi target utama serangan pasukan udara selama perang berlangsung. Usainya PD II menghasilkan dua negara superpower yang muncul sebagai pemenang perang. Kedua negara adidaya tersebut sama-sama berusaha menjadi single leader yang memimpin dunia. Ambisi dari kedua kekuatan tersebut kemudian memicu perang dingin diantara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (US). Lahirnya dua kekuatan adidaya setelah perang dunia dengan sendirinya telah menyebabkan sistem ekonomi dunia terbelah menjadi dua. Sistem ekonomi dunia setelah Perang Dunia II terdiri atas sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Sistem ekonomi kapitalis cenderung dipimpin oleh Amerika Serikat. Sistem ekonomi sosialis cenderung berkiblat dan didominasi oleh Uni Soviet.
Hancurnya perekonomian dunia menyebabkan Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara adidaya tampil memberikan bantuan ekonomi. Namun, kedua negara adidaya itu tidak sekadar memberi bantuan ekonomi. Dibalik pemberian bantuan ekonomi tersebut, kedua negara adidaya juga berupaya memperluas pengaruh ideologinya.
Marshall Plan sendiri merupakan sebuah ide yang diambil dari gagasan sekertaris negara Amerika Srikat George Marshall yaitu sebuah program perancanaan pembangunan ekonomi dengan skala besar selama 4 tahun 1947-1951 guna membangun kembali kekuatan-keuatan perekonomian negara-negara Eropa setelah perang dunia II, Marshall Plan sendiri tidak hanya ditujukan untuk negara-negara di Eropa namun juga diperuntukkan bagi negara-negara dikawasan Asia yang terkena dampak dari perang dunia II, juga untuk menghindari kembali perpecahan dan konflik antara negara di Eropa pasca perang dunia II, politik bantuan Marshall Plan juga bertujuan untuk membendung pengaruh dari Uni Soviet di kawasan Eropa.
 Marshal Plan sendiri tidak trelepas dari pada Doktrin Truman (truman Doctrin), yang pada intinya menegaskan kepada dunia eropa bahwa sistem demokrasi den liberal adalah pilihan terbaik dari pada paham komunis sosialis yang dianut oleh Uni Soviet, dimana keputusan dalam demokrasi merupakan keinginan dari pada bersama, adanya institusi yang bebas, tersedianya perwakilan rakyat dalam pemerintahah, adanya kebebasan berpendapat, memilih, dan beragama, adanya perlindungan terhadap hak-hak individu, serta adanya kebebasan dalam berpolitik.

Agenda Marshall Plan sendiri secara tidak langsung membuat negara-negara dieropa tergantung dengan Amerika Srikat meskipun mereka diberi kebebasan dalam memilih dalam penggunaan sumber daya namun pada hakikatnya mereka tidaklah bebas, hal ini terkait dengan kebijakan yang memposisikan Amerika Srikat sebagai center of control dari pada perekonomian dan perpolitikan di Eropa. Pada dasarnya, hal yang melandasi terbentuknya Marshall Plan (dan juga Point Four Program) adalah  membantu perekonomian Eropa dan “menyelamatkan” Eropa dari komunisme). Namun, secara garis besar dan  global, tujuan dari Marshall plan adalah untuk mengurangi penderitaan melalui penanaman modal yang ditunjang dengan memasukkan persediaan barat yang melimpah dalam bidang pertanian, perdagangan, industri, dan kesehatan.

0 komentar:

Posting Komentar